ARITMETIKA ATAU JARIMATIKA?
By : Eliya Fadiyah, S. Pd.
Aritmetika (kadang
salah dieja sebagai aritmatika)
(dari kata bahasa Yunani αριθμός - arithnos =
angka) atau dulu disebut ilmu hitung merupakan cabang (atau
pendahulu) matematika yang
mempelajari operasi dasar bilangan. Oleh orang awam,
kata "aritmetika" sering dianggap sebagai sinonim dari teori
bilangan. Silakan lihat angka untuk
mengetahui lebih dalam tentang teori bilangan.
Operasi dasar aritmetika adalah penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian walaupun operasi-operasi lain yang lebih
canggih (seperti presentase, akar kuadrat, pemangkatan,
dan logaritma) kadang juga dimasukkan ke dalam kategori ini. Perhitungan
dalam aritmetika dilakukan menurut suatu urutan operasi yang
menentukan operasi aritmetika yang mana lebih dulu dilakukan.
Aritmetika bilangan asli, bilangat bulat, bilangan
rasional, dan bilangan real umumnya dipelajari oleh anak sekolah,
yang mempelajari algoritma manual aritmetika. Namun, banyak orang
yang lebih suka menggunakan alat-alat seperti kalkulator,
komputer atau sempoa untuk melakukan perhitungan aritmetika.
Perkembangan terakhir di Indonesia berkembang mempelajari
aritmetika dengan bantuan metoda jarimatika yakni menggunakan
jari-jari tangan untuk melakukan operasi kali-bagi-tambah-kurang.
Jadi sebenarnya Jarimatika bukan lawan kata Aritmetika. jarimatika
adalah salah satu metoda Aritmetika.
Penulis berpengalaman mengajar, baik kelas maupun privat sejak
tahun 1990. Untuk murid-murid sekolah dasar khususnya kelas satu atau dua,
bantuan ‘alat peraga’ seperti jari tangan, sticks, atau gambar buah/benda, atau
banyak lagi alat bantu hitung di toko, sangat membantu pemahaman dasar mereka
mengenai ilmu menghitung.
Namun saya pernah tercengang tatkala salah seorang murid bertanya,”
Bu, kalau tidak punya jari bagaimana cara menghitungnya?” Tentu saja bisa pakai
alat bantu hitung lain seperti sticks.
Namun sekarang banyak bimbingan belajar / bahkan sekolah yang
tidak mau menggunakan alat bantu hitung apapun. Mereka harus menghafal
hasil-hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian. Paling tidak guru
menggunakan metoda ‘pancingan’ untuk mempermudah murud menghitung.
Misal saat murid harus mencari hasil dari 8+3, guru/pembimbing mengingatkan bahwa 8 +
2 = 10. Jadi kalau ditambah 3 = berapa?
Sekilas metoda ini
bagus untuk melatih daya ingat dan kecepatan menghitung murid. Tetapi pemahaman
makna penjumlahan 2 bilangan menjadi kabur, oleh karena mengejar kecepatan dan
hapalan semata.
Oleh karena itu,
bagi penulis, metoda yang paling tepat digunakan adalah dengan alat bantu
terlebih dahulau, setelah siswa – siswi memahami makna operasi hitung, baru
menggunakan metoda cepat/hapalan.